Indonesia bukan hanya negara kepulauan terbesar di dunia. Kita adalah pusat silang budaya dunia: pelabuhan syair, dermaga bahasa, samudra nilai, dan mercusuar peradaban. Dari Sabang sampai Merauke, dari Batak sampai Papua, kita mewarisi ribuan bahasa, naskah kuno, manuskrip pesantren, tari, musik, arsitektur, serta filosofi hidup yang menjadi harta kultural terbesar umat manusia.
Namun, di era globalisasi digital, warisan ini kerap hanya jadi tontonan, bukan kekuatan diplomasi. Dunia mengenal kita lewat Bali atau batik, tetapi belum sepenuhnya melihat Indonesia sebagai poros kebudayaan dunia. Dari puncak pegunungan meratus dimana pagar budaya masih lestari dari serangan globalisas, kami menyerukan sebuah gerakan: Diplomasi Kultural Nusantara.
🌟 Apa yang kita maksud dengan Diplomasi Kultural?
Diplomasi kultural bukan sekadar mengirim tari dan musik ke luar negeri. Ia adalah politik kebudayaan yang strategis:
- Menjadikan budaya sebagai bahasa diplomasi – menyampaikan pesan damai lewat syair, pantun, dan seni pertunjukan.
- Mengangkat literasi Nusantara sebagai identitas global – dari manuskrip kuno hingga karya digital anak bangsa.
- Menguatkan jejaring internasional – UNESCO, British Council, Goethe-Institut, Japan Foundation, dan mitra dunia sebagai sahabat dalam membangun peradaban.
- Mendorong budaya sebagai aset ekonomi dan geopolitik – dari industri kreatif hingga wisata berbasis warisan.
🚀 Misi Diplomasi Kultural Nusantara
- Mendunia dengan akar – mengirimkan produk seni dan literasi Nusantara ke panggung global, tanpa kehilangan identitas lokal.
- Membangun perdamaian – menggunakan bahasa budaya untuk meredam konflik, membangun dialog antarbangsa, dan merawat harmoni global.
- Membentuk citra bangsa – menjadikan Indonesia bukan sekadar negara konsumen budaya dunia, tetapi pencipta peradaban baru.
- Menggerakkan rakyat – dari komunitas adat, pesantren, kampus, hingga generasi digital, semua ikut menjadi duta budaya Nusantara.
✊ “Bangun diplomasi bukan dengan senjata, tetapi dengan syair dan syi’ar. Tegakkan martabat bangsa bukan dengan amarah, tetapi dengan budaya. Indonesia akan dikenang dunia bukan karena jumlah penduduknya, tetapi karena kedalaman jiwanya.”
📌
#DiplomasiKulturalNusantara
#BudayaSebagaiKekuatan
#IndonesiaPorosPeradaban