Tidak ada kalimat yang lebih indah terucap di setiap detik kehidupan kita selain alhamdulillah. Kalimat syukur ini begitu ringan di lisan, tetapi besar di sisi Allah. Bayangkan, begitu banyak nikmat yang Allah berikan—udara, kesehatan, rezeki, hingga kesempatan untuk beribadah—namun yang Allah minta dari kita hanyalah agar kita bersyukur. Dan bersyukur adalah kunci agar nikmat itu terus bertambah.
Shalawat serta salam kita hadiahkan kepada Nabi Muhammad ﷺ, teladan terbaik sepanjang masa. Beliaulah yang mengajarkan kita bagaimana bersyukur dalam nikmat, bersabar dalam ujian, dan selalu berbaik sangka kepada Allah dalam setiap keadaan. Semoga kita semua termasuk umat yang mendapat syafaat beliau di hari akhir nanti.
Salah satu nikmat besar yang sering kita lupakan adalah kesehatan. Ia adalah mahkota yang tidak terlihat, kecuali oleh mereka yang sedang sakit. Rasulullah ﷺ pernah bersabda, “Dua kenikmatan yang sering dilupakan kebanyakan manusia adalah kesehatan dan waktu luang.” Betapa sering kita menyepelekan nikmat sehat, padahal dengan kesehatanlah kita bisa beribadah, bekerja, dan menebar manfaat.
Namun, jika sakit datang, jangan buru-buru berburuk sangka. Sakit bukan tanda murka Allah, tetapi justru bisa menjadi bukti cinta-Nya. Rasulullah ﷺ bersabda, “Apabila Allah mencintai suatu kaum, Dia menguji mereka. Barang siapa ridha, baginya keridhaan Allah. Barang siapa murka, baginya kemurkaan Allah.” Dengan sakit, dosa-dosa bisa berguguran seperti daun yang jatuh dari pohon. Bahkan, sakit bisa menjadi jalan untuk mengangkat derajat seorang hamba, hingga mencapai kedudukan yang tidak bisa diraih hanya dengan amal ibadah biasa. Karena itu, saat sakit datang, sabar dan husnudzan adalah kunci.
Selain nikmat sehat, Allah juga memberi kita hari-hari istimewa untuk memperbarui iman. Di antara hari terbaik itu adalah hari Jum’at. Rasulullah ﷺ bersabda, “Sebaik-baik hari di mana matahari terbit adalah hari Jum’at.” Pada hari itu ada waktu mustajab doa, ampunan dosa antara dua Jum’at, pahala berlipat bagi yang bersegera ke masjid, dan tentu saja menjadi momen berkumpulnya kaum Muslimin dalam shalat berjamaah dan khutbah yang penuh nasihat.
Maka, sehat atau sakit, senang atau susah, kita selalu punya alasan untuk mendekat kepada Allah. Saat sehat, gunakan waktu sebaik-baiknya untuk beribadah. Saat sakit, jadikan itu sebagai cara membersihkan dosa dan mendekatkan diri kepada-Nya. Dan ketika Jum’at tiba, manfaatkan sepenuhnya untuk berdoa, bershalawat, dan memperbanyak amal kebaikan.
Hidup ini pada dasarnya adalah tentang syukur dan sabar. Syukur ketika nikmat datang, sabar ketika ujian menghampiri. Semoga Allah menjadikan kita hamba yang senantiasa bersyukur, sabar, dan istiqamah dalam takwa hingga akhir hayat.









